Musikkeroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu 7 Alat Musik Tradisional Sulawesi Tenggara Lengkap May 15th, 2019 - Gambar Alat Musik Tradisional Sulawesi Tenggara Baasi Seperangkat alat musik bambu berjumlah 10 buah Dibuat dari bambu dan rotan Alat ini digunakan sebagai pengiring lagu daerah dan nusantara di waktu pertunjukan
Grupmusik keroncong Kasela Bergema adalah grup keroncong dari kota Semarang yang membawakan lagu-lagu Keroncong. Grup musik keroncong Kasela Bergema mempunyai keunikan berbeda dalam penampilannya dibandingkan dengan kelompok musik keroncong lain. Hal unik tersebut ditunjukkan dengan cara mengemas lagu populer menjadi lagu keroncong. Lagu-
DetailKumpulan 60+ Contoh Soal Bermain Alat Musik Tradisional Perorangan Dilengkapi Kunci - Anantakendek.com, klik untuk melihat koleksi gambar lain di kibrispdr.org. Foto; Nama Gambar. Kumpulan 60+ Contoh Soal Bermain Alat Musik Tradisional Perorangan Dilengkapi Kunci - Anantakendek.com. Tipe Gambar. jpg. Dimensi Gambar. 368 x 626 px
Terdapatbeberapa jenis alat musik yang berada di Maluku ini, setidaknya ada 10 jenis alat musik tradisional, diantaranya : 1. Arababu. (Indonesiakaya) Arababu memiliki bentuk yang mirip dengan Rebab, karena menurut para literatur sejarah alat musik ini berkembang setelah dibawa oleh para pedagang yang menyebarkan agama Islam di Maluku pada
. Alat musik tradisional Betawi Secara general jenis / model kesenian di Jakarta kebanyakan digunakan untuk memeriahkan pesta adat, pernikahan dan apa-pun dan jenis orkesnya kebanyakan mengandung alat musik moderen yang membantu mengisi sebagai tambahan melodinya. Jika anda memperhatikan seksama, pada orkes satu dan orkes lainnya sangatlah berbeda. Orkes gambus berorientasi padang pasir, Orkes dangdut berorientasi India, sedangkatn Orkes Melayu berorientasi Melayu, begitulah yang saya tanggap jadi tergantung pemakaian dan kebutuhannya alat musik khas suku Betawi tetap tersedia untuk mengisi posisi yang kosong tersebut. 1. Gambang Kromong Gambar alat musik gambang keromong Alat musik tradisional Betawi Gambang Kromong adalah sebuah orkes musik yang namanya merupakan perpaduan dari 2 buah benda, yaitu Gambang dan Kromong. Gamang kromong memanfaatkan alat musik tradisional khas betawi dalam sebuah pertunjukkannya. Ada juga yang menyebut bahwa orkes ini juga Tradisi Cina Banteng Gambang Kromong juga merupakan bukti dari toleransi terhadap sesama yang selaras pada unsur pribumi dengan etnis Tionghoa, mengapa demikian? meskipun alat musik yang digunakan ada yang bernuansa Tionghoa seperti Sukong, Tehyan, dan Kongahyan. Perpaduan inilah yang menjadikan perbedaannya jadi indah. Baca Juga √ Lengkap 10 Alat Musik Tradisional Aceh Beserta Gambarnya Penyebaran Gambang Kromong Gambang Kromong yang kita ketahui bersama merupakan kesenian musik Betawi hampir sudah merata keseluruh lokasi Betawi dalam artian DKI Jakarta dan juga area sekitarnya. Jika anda pergi ke daerah-daerah yang masih kental akan dengan unsur kebudaya Cina dan juga Betawinya tentu anda berkemungkinan untuk menemukan banyak kelompok orkes Gambang Kromong di daerah tersebut. Lagu yang sering dipentaskan terhadap kesenian musik Gambang Kromong biasanya memiliki kandungan humor, syair-syair yang membawa semangat, kegembiaraan, tak jarang juga bersifat sarkasme sindiran berupa candaan tidak menyinggung yang memiliki tujuan untuk meningkatkan tali silaturahmi antar sesama. Disebutkan dalam tulisan Phoa Kian Sioe dalam sebuah majalah Panca Warna terhadap tahun 1949 yang berjudul “Orkes Gambang, Hasil kesenian Tionghoa peranakan di Jakarta” Gambang Kromong merupakan perurutan dari orkes Yang Khim. 2. Tanjidor Gambar alat musik tanjidor Tanjidor adalah jenis alat musik tradisional Betawi yang berupa kesenian Betawi sejenis orkes. Selain Gambang Kromong, kesenian Tanjidor sudah tersedia sejak abad ke-19 yang dulunya atas usulan Mayor Jantje di daerah Citeureup. Kesenian Tanjidor juga bisa kita temukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan, tetapi sangat disayangkan menurut infonya, Tanjidor dari KalSel telah punah. Tanjidor berasal dari nama sebuah grup musik Tangsi sebuah asrama militer Nippon/Jepang yang kebetulan saat itu dimainkan penduduk Betawi yang sedang bekerja untuk hiburan pribadi. Hingga saat ini, Tanjidor lumayan sering digunakan jikalau ada acara rutinitas daerah tertentu seperti saat pesta perayaan Cap Gomeh di kalangan Betawi Chinese. Kesenian Orkes Tanjidor umumnya meliputi lebih dari 10 alat musik yang salah satu diantaranya adalah Baritone, Tuba, Trompet, Simbal, Quarto, Cabasa, dll. Ditambah lagi, orkes musik ini tidak diijinkan untuk dipergunakan “ngamen” di kota Jakarta. Selain alat musik tradisional Betawi Tanjidor, orkes musik yang dalam permainannya menggunakanalat musik barat layaknya klarinet, trombone, trompet, tuba tenor, drum samping, simbal, juga dilarang untuk ngamen di Jakarta. 3. Marawis Gambar alat musik marawis Marawis merupakan alat musik tradisional Betawi dan cara memainkannya adalah dengan cara ditepuk / pukul yang bentuknya nyaris menyerupai rebana. Perbedaan dari Marawis dengan Rebana yang paling terlihat adalah wujud Marawis yang gempal, sedang Rebana agak pipih dan lebar. Marawis memiliki unsur religi yang kental sebab syair lagu yang dibawakan kebanyakan mengandung puja-puji pada Tuhan. Nama alat musik tradisional Betawi ini juga sering digunakan sebagai group musik yang anggotanya kebanyakan bermain Marawis. Salah satu teknik yang lumayan dikenali pemain marawis adalah teknik Zapin. sebuah teknik pukulan yang digunakan dalam mengiringi lagu yang syairnya gembira dan berbalas pantun Permainan alat musik tradisional Jakarta Marawis Marawis, bisa dianggap juga sebagai sebuah Grup musik yang anggotanya didominasi dengan alat musik Marawis. Jumlah pemain didalam sebuah group marawis kebanyakan 12- 14 pemain, kadangkala bisa lebih. Dalam sebuah group Marawis tersedia pula alat musik tambahan seperti hajir gendang besar dan tumbuk bentuknya seperti tifa Selain itu irama yang dimainkan alat musik Marawis juga tidak bisa sembarangan, terdapat beberapa teknik tertentu yang digunakan untuk memukul marawis ada tanya dan jawab, jadi marawis kurang bagus jika dimainkan hanya 1 orang saja. Harus ada lebih dari 1 orang yang memainkan irama yang berbeda satu sama lain, untuk teknik Zapin juga berbeda karena orang inilah yang bertugas mengatur tempo berasal dari marawis dan memperindah nada yang dihasilkan. Baca Juga √ Lengkap 9 Alat Musik Tradisional Jawa Tengah Beserta Gambarnya 4. Keroncong Tugu Gambar alat musik keroncong tugu Keroncong Tugu merupakan kesenian musik Betawi yang merupakan campuran antar budaya Indonesia dengan budaya luar tepatnya Portugis. Pemberian nama Tugu sendiri digunakan dikarenakan dulunya sering dimainkan dan dipentaskan oleh masyarakat Tugu, Jakarta Utara. Dalam kesenian ini juga memanfaatkan macam-macam alat musik tradisional khas Betawi. Kesenian musik tradisional provinsi DKI Jakarta ini dimainkan oleh beberapa orang dengan lagu yang dibawakan biasanya berirama 4/4 ketukan. Jenis musik inilah yang menjadi awal dari keroncong Betawi asli, yang dikenal dengan sebutan Keroncong Tugu 5. Kemong Gambar alat musik kemong Kemong merupakan alat musik tradisional Betawi yang berwujud seperti gong kecil dan seringnya digunakan pada gamelan Jawa atau-pun Sunda. Kemong itu sendiri juga merupakan bagian dari kesenian Gambang Keromong di DKI Jakarta Perlu diketahui bahwa alat bernama kemong di dalam larasannya adalah di luar larasan tangga suara Saih. Alat musik ini juga disebut dalam sebuah buku yang menceritakan sebuah legenda. Jika kamu tertarik, penggunaan alat musik kemong masih bisa kita lihat dalam buku yang berjudul “Hang Tuah, Ksatria Melayu” oleh Nunik Utami pada halaman 59.
Kulon Progo Berbeda dengan generasi muda umumnya, para pemuda asal Perbukitan Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini suka dan piawai memainkan instrumen aliran musik keroncong. Bahkan tak hanya piawai memainkan alat musiknya, mereka juga mahir membuat berbagai alat musik klasik yang biasa menjadi instrumen musik keroncong. Pemuda asal Perbukitan menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta DIY tersebut, berhasil membuat pelbagai alat musik klasik berbahan baku kayu. Produknya bahkan telah merambah pasar mancanegara. Mengandalkan kayu asli Perbukitan Menoreh, mereka mampu membuat aneka alat musik klasik mulai dari gitar klasik dan akustik, ukulele, selo, kontrabas atau bas betot, hingga biola. Rio dan rekan rekannya mulai menggeluti usaha pembuatan alat musik klasik sejak lima tahun terakhir. Ilmunya diperoleh langsung dari sang ayah, Joko Kuncoro, yang sudah lama berkecimpung dalam industri kerajinan kayu. Rio menjelaskan pembuatan alat musik klasik tergolong cukup rumit. Perajin dituntut untuk jeli dalam memilih bahan baku karena tidak semua jenis kayu bisa dijadikan alat musik. Hanya kayu-kayu tertentu seperti mahoni dan sungkai yang bisa diolah menjadi alat musik. Beruntung bagi Rio, karena kayu jenis itu banyak ditemukan di kawasan Perbukitan Menoreh, tempat di mana dia tinggal. Metro TV/Putut Karangjati
Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita. Asal-usul Akar keroncong berasal dari sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga bangsa itu sejak abad ke-16 ke Nusantara. Dari daratan India Goa masuklah musik ini pertama kali di Malaka dan kemudian dimainkan oleh para budak dari Maluku. Melemahnya pengaruh Portugis pada abad ke-17 di Nusantara tidak dengan serta-merta berarti hilang pula musik ini. Bentuk awal musik ini disebut moresco sebuah tarian asal Spanyol, seperti polka agak lamban ritmenya, di mana salah satu lagu oleh Kusbini disusun kembali kini dikenal dengan nama Kr. Muritsku, yang diiringi oleh alat musik dawai. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut keroncong Tugu. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisional Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada sekitar abad ke-19 bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa keemasan ini berlanjut hingga sekitar tahun 1960-an, dan kemudian meredup akibat masuknya gelombang musik populer musik rock yang berkembang sejak 1950, dan berjayanya musik Beatle dan sejenisnya sejak tahun 1961 hingga sekarang. Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkan dan dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat di Indonesia dan Malaysia hingga sekarang. Fado, Gereja Protestan dan Musik Keroncong Seperti diketahui bahwa Musik Keroncong [1] masuk ke Indonesia sekitar tahun 1512, yaitu pada waktu Ekspedisi Portugis pimpinan Alfonso de Albuquerque datang ke Malaka dan Maluku tahun 1512. Tentu saja para pelaut Portugis membawa lagu jenis Fado, yaitu lagu rakyat Portugis bernada Arab tangga nada minor, karena orang Moor Arab pernah menjajah Portugis/Spanyol tahun 711 – 1492. Lagu jenis Fado masih ada di Amerika Latin bekas jajahan Spanyol, seperti yang dinyanyikan Trio Los Panchos atau Los Paraguayos, atau juga lagu di Sumatera Barat budaya Arab seperti Ayam Den Lapeh. Pada waktu tawanan Portugis dan budak asal Goa India di Kampung Tugu dibebaskan pada tahun 1661 oleh Pemerintah Hindia Belanda VOC, mereka diharuskan pindah agama dari Katholik menjadi Protestan, sehingga kebiasaan menyanyikan lagu Fado menjadi harus bernyanyi seperti dalam Gereja Protestan, yang pada tangga nada mayor. Selanjutnya pada tahun 1880 Musik Keroncong lahir, dan awal ini Musik Keroncong juga dipengaruhi lagu Hawai yang dalam tangga nada mayor, yang juga berkembang pesat di Indonesia bersamaan dengan Musik Keroncong lihat Musik Suku Ambon atau The Hawaian Seniors pimpinan Jenderal Polisi Hugeng. Alat-alat musik Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo. Perkusi juga kadang-kadang dipakai. Set orkes semacam ini masih dipakai oleh keroncong Tugu, bentuk keroncong yang masih dimainkan oleh komunitas keturunan budak Portugis dari Ambon yang tinggal di Kampung Tugu, Jakarta Utara, yang kemudian berkembang ke arah selatan di Kemayoran dan Gambir oleh orang Betawi berbaur dengan musik Tanjidor tahun 1880-1920. Tahun 1920-1960 pusat perkembangan pindah ke Solo, dan beradaptasi dengan irama yang lebih lambat sesuai sifat orang Jawa. Pem-“pribumi”-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti sitar India rebab suling bambu gendang, kenong, dan saron sebagai satu set gamelan gong. Saat ini, alat musik yang dipakai dalam orkes keroncong mencakup ukulele cuk, berdawai 3 nilon, urutan nadanya adalah G, B dan E; sebagai alat musik utama yang menyuarakan crong – crong sehingga disebut keroncong ditemukan tahun 1879 di Hawai, dan merupakan awal tonggak mulainya musik keroncong ukulele cak, berdawai 4 baja, urutan nadanya A, D, Fis, dan B. Jadi ketika alat musik lainnya memainkan tangga nada C, cak bermain pada tangga nada F dikenal dengan sebutan in F; gitar akustik sebagai gitar melodi, dimainkan dengan gaya kontrapuntis anti melodi; biola menggantikan Rebab; sejak dibuat oleh Amati atau Stradivarius dari Cremona Itali sekitar tahun 1600 tidak pernah berubah modelnya hingga sekarang; flute mengantikan Suling Bambu, pada Era Tempo Doeloe memakai Suling Albert suling kayu hitam dengan lubang dan klep, suara agak patah-patah, contoh orkes Lief Java, sedangkan pada Era Keroncong Abadi telah memakai Suling Bohm suling metal semua dengan klep, suara lebih halus dengan ornamen nada yang indah, contoh flutis Sunarno dari Solo atau Beny Waluyo dari Jakarta; selo; betot menggantikan kendang, juga tidak pernah berubah sejak dibuat oleh Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600, hanya saja dalam keroncong dimainkan secara khas dipetik/pizzicato; kontrabas menggantikan Gong, juga bas yang dipetik, tidak pernah berubah sejak Amati dan Stradivarius dari Cremona Itali 1600 membuatnya; Penjaga irama dipegang oleh ukulele dan bas. Gitar yang kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berfungsi sebagai penuntun melodi, sekaligus hiasan/ornamen bawah. Flut mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong. Bentuk keroncong yang dicampur dengan musik populer sekarang menggunakan organ tunggal serta synthesizer untuk mengiringi lagu keroncong di pentas pesta organ tunggal yang serba bisa main keroncong, dangdut, rock, polka, mars. Jenis keroncong Musik keroncong lebih condong pada progresi akord dan jenis alat yang digunakan. Sejak pertengahan abad ke-20 telah dikenal paling tidak tiga macam keroncong, yang dapat dikenali dari pola progresi akordnya. Bagi pemusik yang sudah memahami alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong sebenarnya tidaklah susah, sebab cukup menyesuaikan pola yang berlaku. Pengembangan dilakukan dengan menjaga konsistensi pola tersebut. Selain itu, terdapat pula bentuk-bentuk campuran serta adaptasi. Perkembangan musik keroncong masa kini Setelah mengalami evolusi yang panjang sejak kedatangan orang Portugis di Indonesia 1522 dan pemukiman para budak di daerah Kampung Tugu tahun 1661 [2] [3], dan ini merupakan masa evolusi awal musik keroncong yang panjang 1661-1880, hampir dua abad lamanya, namun belum memperlihatkan identitas keroncong yang sebenarnya dengan suara crong-crong-crong, sehingga boleh dikatakan musik keroncong belum lahir tahun 1661-1880. Dan akhirnya musik keroncong mengalami masa evolusi pendek terakhir sejak tahun 1880 hingga kini, dengan tiga tahap perkembangan terakhir yang sudah berlangsung dan satu perkiraan perkembangan baru keroncong millenium. Tonggak awal adalah pada tahun 1879 [4], di saat penemuan ukulele di Hawai [5] yang segera menjadi alat musik utama dalam keroncong suara ukulele crong-crong-crong, sedangkan awal keroncong millenium sudah ada tanda-tandanya, namun belum berkembang Bondan Prakoso. Empat tahap masa perkembangan tersebut adalah[6] a Masa keroncong tempo doeloe 1880-1920, b Masa keroncong abadi 1920-1960, dan c Masa keroncong modern 1960-2000, serta d Masa keroncong millenium 2000-kini Masa keroncong tempo doeloe 1880-1920 Ukulele ditemukan pada tahun 1879 di Hawaii, sehingga diperkirakan pada tahun berikutnya Keroncong baru menjelma pada tahun 1880, di daerah Tugu kemudian menyebar ke selatan daerah Kemayoran dan Gambir lihat ada lagu Kemayoran dan Pasar Gambir, sekitar tahun 1913. Komedie Stamboel 1891-1903 lahir di Kota Pelabuhan Surabaya tahun 1891, berupa Pentas Gaya Instanbul, yang mengadakan pertunjukan keliling di Hindia Belanda, Singapura, dan Malaya lewat jalur kereta api maupun kapal api. Pada umumnya pertunjukan meliputi Cerita 1001 Malam Arab dan Cerita Eropa Opera maupun Rakyat, termasuk Hikayat India dan Persia. Sebagai selingan, antar adegan maupun pembukaan, diperdengarkan musik mars, polka, gambus, dan keroncong. Khusus musik keroncong dikenal pada waktu itu Stambul I, Stambul II, dan Stambul III. Pada waktu itu lagu Stambul berirama cepat sekitar meter 120 untuk satu ketuk seperempat nada, di mana Warga Kampung Tugu maupun Kusbini menyebut sebagai Keroncong Portugis, sedangkan Gesang menyebut sebagai Keroncong Cepat, dan berbaur dengan Tanjidor yang asli Betawi. Pada masa ini dikenal para musisi Indo, dan pemain biola legendaris adalah M. Sagi perhatikan rekaman Idris Sardi main biola lagu Stambul II Jali-jali berdasarkan aransemen dari M. Sagi. Seperti diketahui bahwa panjang lagu stambul adalah 16 birama, yang terdiri atas Stambul I Lagu ini misalnya Terang Bulan, Potong Padi, Nina Bobo, Sarinande, O Ina Ni Keke, Bolelebo, dll. dengan struktur bentuk A – B – A – B atau A – B – C – D 16 birama I , , , , , , , , , , , V7, , , , , , , , , , , , , , , I , , , I7, , , IV, , , , , V7, I , , , , , , , V7, , , , , , , I , , , Stambul II Lagu ini misalnya Si Jampang, Jali-Jali, di mana masuk pada Akord IV sebagai ciri Stambul II dengan struktur A – B – A – C 16 birama I . . . . . . . . . . . IV, , , tanda . artinya tacet , , , , , , , , , , V7, I , , , , , , , , , , , , , , , V7, , , , , , , , , , , , , , , I , , , Stambul III Lagu ini misalnya Kemayoran, di mana mirip dengan Keroncong A sli sehingga sering salah diucapkan dengan Kr. Kemayoran, yang seharusnya Stambul III Kemayoran, dengan struktur Prelude – A – Interlude – B – C 16 birama PrI , , , , , , , Prelude 2 birama A1, , , , , , , , A2II, , ,V7, , , Modulasi 2 birama In, , , , IV, , , Interlude 2 birama B1, , , , I , , , B2V7, , , I , , , C1, , , , , , , , C2V7, , , I , , , Musiq Losquin Bugis Dari periode tempo doeloe ini lahir pula di Makassar bentuk keroncong khas yang dikenal sebagai musiq losquin Bugis, misalnya lagu Ongkona Arumpone yang dinyanyikan oleh Sukaenah B. Salamaki. Irama keroncong ini, tanpa seruling-biola-cello, tapi dengan melodi guitar yang kental, mirip seperti gaya Tjoh de Fretes dari Ambon. Kalau kita hubungkan kesemua ini, maka ada garis kesamaan dengan Orkes Keroncong Cafrino Tugu Kr. Pasar Gambir – Orkes Keroncong Lief Java Kr. Kali Brantas – Losquin Bugis Ongkona Arumpone – Orkes Hawaian Tjoh de Fretes Pulau Ambon, yaitu gaya era tempo doeloe dengan irama yang cepat sudah dengan kendangan cello dan dengan guitar melodi yang kental. Masa keroncong abadi 1920-1960 Pada masa ini panjang lagu telah berubah menjadi 32 birama, akibat pengaruh musik pop Amerika yang melanda lantai dansa Hotel2 di Indonesia pada waktu itu, dengan musisi didominasi dari Filipina spt Pablo, Sambayon, dll, dan berakibat juga lagu pada waktu itu telah 32 birama juga, perhatikan lagu Indonesia Raya diciptakan tahun 1924 pada waktu itu juga sudah 32 birama. Selanjutnya pusat perkembangan beralih ke timur mengikuti jaringan kereta api melalui Solo dan iramanya juga lebih lamban sekitar 80 untuk seperempat nada dengan kendangan cello mirip kendangan gamelan, dan permainan gitar melodi mirip alunan siter musik gamelan yang kontrapuntis. Masa ini lahir para musisi Solo, seperti Gesang dan penyanyi legendaris Annie Landouw. Lagu Keroncong Abadi terdiri atas Langgam Keroncong, Stambul Keroncong, dan Keroncong Asli. Langgam Keroncong Bentuk lagu langgam ada dua versi. Yang pertama A – A – B – A dengan pengulangan dari bagian A kedua seperti lagu standar pop Verse A – Verse A – Bridge B – Verse A, panjang 32 birama. Beda sedikit pada versi kedua, yakni pengulangannya langsung pada bagian B. Meski sudah memiliki bentuk baku, namun pada perkembangannya irama ini lebih bebas diekspresikan. Penyanyi serba bisa Hetty Koes Endang misalnya, dia sering merekam lagu-lagu non keroncong dan langgam menggunakan irama yang sama, dan kebanyakan tetap dinamakan langgam. Alur akord-nya sebagai berikut Verse A V7 , , , I , , , IV , V7 , I , , , I , , , V7 , , , V7 , , , I , , , Verse A V7 , , , I , , , IV , V7 , I , , , I , , , V7 , , , V7 , , , I , , , Bridge B I7 , , , IV , , , IV , V , I , , , I , , , II , , , II , , , V , , , Verse A V7 , , , I , , , IV , V7 , I , , , I , , , V7 , , , V7 , , , I , , , Stambul Keroncong Stambul Keroncong berbentuk A-B-A-B’ x 2 = 16 birama x 2 = 32 birama, merupakan modifikasi Stambul II yang 16 birama menjadi 32 birama menyesuaikan standar Keroncong Abadi yang 32 birama. Stambul merupakan jenis keroncong yang namanya diambil dari bentuk sandiwara yang dikenal pada akhir abad ke-19 hingga paruh awal abad ke-20 di Indonesia dengan nama Komedi stambul. Nama “stambul” diambil dari Istambul di Turki. Alur akord Stambul Keroncong adalah sbb. tanda – adalah tacet atau iringan tidak dibunyikan I – – – – – – – – – – – IV , , , dibuka dg broken chord I utk mencari nada IV , , , IV , , , IV , V ,I , , , I , , , I , , , I , , , V , , , V , , , V , , , V , , , I , , , I , , , I , , , I , , , IV , , , 16 birama ini pengulangan dari 16 birama pertama atau sama IV , , , IV , , , IV , V , I , , , I , , , I , , , I , , , V , , , V , , , V , , , V , , , I , , , Keroncong Asli Keroncong asli memiliki bentuk lagu A – B – B’. Lagu terdiri atas 8 baris, 8 baris x 4 birama = 32 birama, di mana dibuka dengan PRELUDE 4 birama yang dimainkan secara instrumental, kemudian disisipi INTERLUDE standar sebanyak 4 birama yang dimainkan secara instrumental juga. Keroncong asli diawali oleh voorspel atau prelude, atau intro yang diambil dari baris 7 B3 mengarah ke nada/akord awal lagu, yang dilakukan oleh alat musik melodi seperti seruling/flut, biola, atau gitar; dan tussenspel atau interlude atau intermezzo di tengah-tengah setelah modulasi/modulatie/modulation yang standar untuk semua keroncong asli Alur akordnya seperti tersusun di bawah ini Pr V , , , I , I7 , IV , V7 , I , , , Prelude 4 birama diambil dari baris ke-7 B3 A1 I , , , I , , , V , , , V , , , A2 II , , , II , , , V , , , Modulasi merupakan ciri keroncong asli sebanyak 4 birama In V , , , V , , , V , , , IV , , , Interlude 4 birama untuk semua lagu menjadi standar B1 IV , , , IV , , ,V7 , , , I , , , B2 I , , , V7 , , , V7 , , , I , I7 , B3 IV , V7 , I , I7 , IV , V7 , I , , , B2 I , , , V7 , , , V7 , , , I , , , Kadensa Keroncong Dalam Teori Musik Klasik dikenal 4 empat jenis Kadensa, di mana Kadensa adalah suatu rangkaian harmoni sebagai penutup pada akhir melodi atau di tengah kalimat, sehingga bisa menutup sempurna melodi tersebut atau setengah menutup sementara melodi tersebut. Sedangkan Tierce de Picardy boleh dimasukan dalam Kadensa, dan pada Masa Keroncong Abadi tercipta satu Kadensa baru, disebut Kadensa Keroncong dengan rangkaian penutup I-I7-IV-V7-I. Kadensa dengan rangkaian V7-I disebut sebagai Kadensa Sempurna, karena sempurna menutup rangkaian tersebut dan terasa berhenti sempurna. Tetapi kalau akord X-V7 menjadi akhir rangaian, maka disebut Kadensa Tidak Sempurna atau Setengah Kadensa, misalnya rangkaian Super Tonik – Dominan Septim. Kalau rangkaian harmoni diakhiri pada X-VI, maka disebut Kadensa Terputus, misalnya Doninan Septim – Submedian. Dalam rangkaian IV-I disebut Kadensa Plagal, mempunyai sifat sendu seperti kalau kita mengucap “Amin” dalam salat. Lagu kunci minor ditutup pada kunci mayor, disebut Tierce de Piecardy, jadi sebenarnya bukan kadensa, namun biasanya dipakai dalam akhir lagu Kadensa Keroncong, khusus dikembangkan dalam musik keroncong, yaitu rangkaian harmoni I7-IV-V7-I Ismail Marzuki 1914-1958 Komponis Ismail Marzuki termasuk hidup dalam Era Keroncong Abadi, namun lagu-lagunya sangat modern pada zamannya, misalnya Sepasang Mata Bola ditulis dalam kunci minor sehingga dapat dinyanyikan dengan iringan keroncong seperti keroncong beat 1958. Gambang Keromong Gambang Keromong adalah salah satu gaya keroncong yang dikembangkan oleh Etnis Tionghoa gambang adalah alat musik bilah kayu seperti marimba, sedangkan keromong adalah istilah lain dari kempul yang dikembangkan sekitar tahun 1922 di Kemayoran Jakarta tanjidor, namun kemudian berkembang di Semarang sekitar tahun 1949 ingat lagu Gambang Semarang – Oey Yok Siang. Sebenarnya Gambang Keromong yang lahir di Masa Keroncong Abadi 1920-1960 adalah cikal bakal Campursari yang lahir pada Masa Keroncong Modern. Masa Keemasan The Golden Age. Pada tahun 1952, Radio Republik Indonesia RRI menyelenggarakan perlombaan Bintang Radio dengan 3 jenis, Keroncong, Hiburan dan Seriosa. Di sanmping itu juga dilombakan mencipta lagu keroncong, salah satu pememnag adalah Musisi Kusbini dengan lagu Keroncong Pastoral. Pada masa akhir dari Keroncong Abadi 1920-1960 ini merupakan Masa Keemasan Golden Age bagi musik keroncong. Masa keroncong modern 1960-2000 Perkembangan keroncong masih di daerah Solo dan sekitarnya, namun muncul berbagai gaya baru yang berbeda dengan Masa Keroncong Abadi termasuk musisinya, dan merupakan pembaruan sesuai dengan lingkungannya. Mulai Masa keroncong modern 1960-2000 semua aturan baku pakem Musik Keroncong tidak berlaku, karena mengikuti aturan baku pakem Musik Pop yang berlaku universal, misalnya tangga nada minor, moda pentatonis Jawa/Cina, rangkaian harmoni diatonik dan kromatik, akord disonan, sifat politonal atau atonal pada campursari, tidak megenal lagi pakem bentuk keroncong asli atau stambul, ada irama nuansa dangdut congdut, mulai tahun 1998 musik rap mulai masuk Bondan Prakoso, dlsb. Langgam Jawa Bentuk adaptasi keroncong terhadap tradisi musik gamelan dikenal sebagai langgam Jawa, yang berbeda dari langgam yang dimaksud di sini. Langgam Jawa memiliki ciri khusus pada penambahan instrumen antara lain siter, kendang bisa diwakili dengan modifikasi permainan cello ala kendang, saron, dan adanya bawa atau suluk berupa introduksi vokal tanpa instrumen untuk membuka sebelum irama dimulai secara utuh. Tahun 1968 Langgam Jawa berkembang menjadi Campursari. Umumnya mempunyai struktur lagu pop yaitu A – A – B – A atau juga A – B – C – D dangan jumlah 32 birama. Lagu Langgam Jawa yang terkenal pada tahun 1958 adalah ciptaan Anjar Any 1936-2008 Yen Ing Tawang Ana Lintang Tawang dalam Bahasa Jawa berarti awang-awang, langit, dan makna lain nama suatu desa di Magetan, Kalau di Langit Ada Bintang. Langgam Jawa menjadi terkenal oleh Waljinah yang pernah sebagai juara tingkat sekolah SMP di RRI Solo tahun 1958. Keroncong Beat Dimulai oleh Yayasan Tetap Segar pimpinan Rudi Pirngadie, di Jakarta pada tahun 1959 dan bisa mengiringi lagu barat pop mau melangkah lebih bersifat universal. Pada waktu itu Idris Sardi ikut tur ke New York World’s Fair Amerika Serikat dengan biola tahun 1964 dengan maksud mau memperkenalkan lagu pop barat I left my heart in San Fransico, pada waktu itu tahun 1964 lagu ini merupakan salah satu hit di dunia dengan iringan keroncong beat, namun dia kena denda melanggar hak cipta akibat tanpa izin. Dengan Keroncong Beat maka berbagai lagu bukan dengan rangkaian harmoni keroncong, termsuk kunci Minor dapat dinyanyikan seperti La Paloma, Monalisa, Widuri, Mawar Berduri, dll. Campur Sari Di Gunung Kidul DI Yogyakarta pada tahun 1968 Manthous memperkenalkan gabungan alat gamelan dan musik keroncong, yang kemudian dikenal sebagai Campursari. Kini daerah Solo, Sragen, Ngawi, dan sekitarnya, terkenal sebagai pusat para artis musik campursari. Keroncong Koes-Plus Koes Plus dikenal sebagai perintis musik rock di Indonesia, pada sekitar tahun 1974 juga berjasa dalam musik keroncong yang rock. Keroncong Pertemuan adalah Keroncong Koes Plus dengan struktur bentuk campuran dalam bahasa Belanda disebut Meng-vorm atau Inggris Combine form antara Stambul II dan langgam Keroncong. Keroncong Dangdut Congdut Keroncong dangdut Congdut adalah jawaban atas derasnya pengaruh musik dangdut dalam musik populer di Indonesia sejak 1980-an. Seiring dengan menguatnya campur sari di pentas musik populer etnis Jawa, sejumlah musisi, konon dimulai dari Surakarta, memasukkan unsur beat dangdut ke dalam lagu-lagu langgam Jawa klasik maupun baru. Didi Kempot adalah tokoh utama gerakan pembaruan ini. Lagu-lagu yang terkenal antara lain Stasiun Balapan, Sewu Kuto. Masa Kejayaan Musik Keroncong. Pada Masa Keroncong Modern adalah Masa Kejayaan Musik Keroncong, di mana terdengar di mana-mana musik Langgam Jawa, Keroncong Beat, Campursari, koes Plus dan terakhir dengan Congdut dari Didi Kempot, hingga ke Suriname dan Belanda 2004-2008. Rupa-rupanya ini merupakan puncak kejayaan Musik Keroncong, sehingga Gesang khawatir bahwa Keroncong Akan Mati 2008, ucapan beliau sebelum wafat. Masa keroncong millenium 2000-kini Walaupun musik keroncong di era millenium tahun 2000-an belum menjadi bagian dari industri musik pop Indonesia, tetapi beberapa pihak masih mengapresiasi musik keroncong. Kelompok musik Keroncong Merah Putih[7], kelompok keroncong berbasis Bandung masih cukup aktif melakukan pertunjukan. Selain itu, Bondan Prakoso dan grupnya Bondan Prakoso & Fade 2 Black, menciptakan komposisi berjudul “Keroncong Protol” yang berhasil memadukan musik gaya rap dengan musik latar belakang irama keroncong. Pada tahun 2008 Solo International Keroncong Festival, Harmony Chinese Music Group membuat suasana lain dengan memasukan unsur alat musik tradisional Tionghoa dan menamainya sebagai Keroncong Mandarin [8]. Tokoh keroncong Salah satu tokoh Indonesia yang memiliki kontribusi cukup besar dalam membesarkan musik keroncong adalah bapak Gesang. Lelaki asal kota Surakarta Solo ini bahkan mendapatkan santunan setiap tahun dari pemerintah Jepang karena berhasil memperkenalkan musik keroncong di sana. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalahlaguBengawan Solo. Lantaran pengabdiannya itulah, oleh Gesang dijuluki “Buaya Keroncong” oleh insan keroncong Indonesia, sebutan untuk pakar musik keroncong. Gesang menyebut irama keroncong pada MASA STAMBUL 1880-1920, yang berkembang di Jakarta Tugu , Kemayoran, dan Gambir sebagai Keroncong Cepat; sedangkan setelah pusat perkembangan pindah ke Solo MASA KERONCONG ABADI 1920-1960 iramanya menjadi lebih lambat. Asal muasal sebutan “Buaya Keroncong” untuk Gesang berkisar pada lagu ciptaannya, “Bengawan Solo”. Bengawan Solo adalah nama sungai yang berada di wilayah Surakarta. Seperti diketahui, buaya memiliki habitat di rawa dan sungai. Reptil terbesar itu di habitanya nyaris tak terkalahkan, karena menjadi pemangsa yang ganas. Pengandaian semacam itulah yang mendasari mengapa Gesang disebut sebagai “Buaya Keroncong”. Di sisi lain nama Anjar Any Solo, pencipta Langgam Jawa lebih dari 2000 lagu yang meninggal tahun 2008 juga mempunyai andil dalam keroncong untuk Langgam Jawa beserta Waljinah Solo, sedangkan R. Pirngadie Jakarta untuk Keroncong Beat, Manthous Gunung Kidul, Yogyakarta untuk Campursari dan Koes Plus Solo/Jakarta untuk Keroncong Rock, serta Didi Kempot Ngawi untuk Congdut. This entry was posted on Maret 19, 2013 at 718 am and is filed under Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Pengertian Musik KeroncongJenis Musik KeroncongSejarah Asal-Usul KeroncongAlat Musik KeroncongTokoh Keroncong IndonesiaContoh Musik KeroncongPerkembangan Musik KeroncongShare thisRelated posts Dalam dunia permusikan di Indonesia, kita mengenal jenis musik yaitu Musik Keroncong. Musik ini memang tidak begitu terkenal atau populer dibandingkan dengan musik dangdut atau pop. Namun dalam perjalanannya, saat ini mulai naik kembali tren orang melantunkan lagu-lagu dengan iringan musik keroncong. Apa sebenarnya musik keroncong itu? Bagaimana sejarah dan jenis-jenisnya serta siapa saja tokohnya? Di artikel berikut ini kami akan mengulas secara lengkap tentang Musik Keroncong dengan pembahasan ringan dan mudah dipahami. Untuk itu simak secara seksama artikel dibawah ini. Dalam Wikiedia, Musik Keroncong adalah jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik dawai, flute dan vokal. Definisi keroncong lainnya yaitu aliran musik di Indonesia yang mencampurkan antara musik daerah dan musik kolonial dari masa Portugis dan Belanda. Keroncong mempunyai tanda dengan pemakaian alat musik ukulele gitar kecil, gitar, biola, piano dan seruling. Jenis Musik Keroncong Musik keroncong mengarah kepada proses akord dan jenis alat yang dipakainya. Dari pertengahan abad ke-20 sudah diketahui sedikitnya tiga jenis keroncong yang bisa dikenali dari pola progresi akordnya. Untuk orang yang bermain musik yang sudah tahu alurnya, mengiringi lagu-lagu keroncong tidak begitu kesulitan, karena cukup menyesuaikan dengan pola yang ada. Improvisasi dilakukan dengan tetap konsisten dengan pola itu. Selain itu juga ada bentuk-bentuk campuran dan juga adaptasi. Sejarah Asal-Usul Keroncong musik keroncong Musik keroncong atau disebut juga dengan keroncong berasal dari jenis musik negara Portugis yang disebut dengan “Fado”. Fado sendiri dikenalkan oleh kalangan pelaut dan budak kapal niaga sekitar abad ke-16 ke Nusantara. Musik ini masuk pertama kali di Malaka dan dimainkan oleh para budak dari Maluku. Karena pengaruh Portugis ketika itu melemah di abad ke-17, namun tidak membuat musik keroncong ini hilang. Musik keroncong yang berasal dari Tugu disebut “Keroncong Tugu”. Seiring waktu berlalu, masuk beberapa unsur tradisional Nusantara, seperti adanya pemakaian alat musik Seruling dan juga perangkat Gamelan. Sekitar abad ke-19 bentuk musik yang hasil campuran ini telah terkenal di banyak daerah di Nusantara, hingga sampai ke Semenanjung Malaya. Lalu berlanjut ke tahun 1960-an musik ini mengalami masa keeamasan, lalu meredup karena masuk jenis musik populer musik rock yang berkembang sejak 1950, dan terus berjayanya grup musik Beatles dan semacamnya dari tahun 1961 sampai sekarang. Walaupun musik jenis lain terus muncul, musik keroncong tetap dimainkan dan dinikmati masyarakat Indonesia dan Malaysia sampai sekarang. Alat Musik Keroncong Saat ini Keroncong menggunakan alat musik yang meliputi Ukulele cuk, yang memiliki dawai 3 bahan nilon. Merupakan alat musik paling penting yang mengeluarkan suara crong-crong sehingga disebut dengan keroncong. Ukulele cak, yang memiliki dawai 4 bahan baja. Gitar akustik yang menggantikan gitar melodi, cara memaikannya dengan gaya kontrapuntis anti melodi. Biola Pengganti Rebab. Flute pengganti Suling bambu. Selo, betot menggantikan kendang. Kontrabas pengganti Gong. Dalam musik keroncong, agar irama tetap terjaga maka ada pada ukulele dan bas. Gitar yang dimainkan secara kontrapuntis dan selo yang ritmis mengatur peralihan akord. Biola berperan untuk menuntun melodi, dan juga sebagai ornamen bawah. Sedangkan fluit mengisi hiasan atas, yang melayang-layang mengisi ruang melodi yang kosong. Perkembangan teknologi saat ini dapat menggabungkan bentuk keroncong dengan musik populer yang memakai Organ Tunggal yang serba bisa memainkan keroncong, dangdut, rock, polka dan mars. Tokoh Keroncong Indonesia Gesang dengan lagu yang terkenal yaitu Bengawan Solo Waldjinah Hetty Koes Endang Andjar Any Manthous R. Pirngadie Contoh Musik Keroncong Bengawan Solo Dewi Murni Di Bawah Sinar Bulan Purnama Kota Solo Jembatan Merah Dinda Bestari Sapu Tangan Mengapa Kau Menangis Bunga Sakura Aryati Bandar Jakarta Kr. Telomoyo Sapu Lidi Lambaian Bunga Mengapa Harus Jumpa Hasrat Menyala Kr. Air Mata Berlinang Kr. Rindu Malam Perkembangan Musik Keroncong Masa keroncong tempo dulu tahun 1880 hingga 1920 Masa keroncong abad i tahun 1920 hingga 1960 Masa keroncong modern 1960 hingga 2000 Masa keroncong millenium tahun 2000 hingga sekarang
gambar alat musik keroncong